WISATA RELIGI NO SEKSI

opini272 views

Dian Fadillah S.Sos, Pemerhati  Jalan-Jalan. Ketua Sanggar Lembayung Provinsi Kepri

Opini – Wisata Religi No Seksi … itu suatu komoditi bagus untuk dipikirkan apalagi dikomitmenkan sebagaimana mestinya. Pariwisata merupakan produk dinamis yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman peradabatan dunia. Dalam Sarasamuscaya, sloka 82 dijelaskan :

“SARVAM PASYATI CAKSUSMAN MANOYUKTENA CAKSUSA, MANASI VYAKULE JATE PASYANNAPI NA PASYATI” Artinya : “Mata dikatakan dapat melihat berbagai benda, tiada lain sebenarnya pikiranlah yang menyertai mata, sehingga jika pikiran bingung maka nafsulah yang menguasai; maka pikiranlah yang memegang peranan utama.

Mata adalah hal utama yang dimaksud. Sebagai Suatu obyek aset positif bangsa yang besar tentunya memiliki nilai tambah bila dikemas sedemikian rupa. Sehingga disamping memberikan lapangan kerja dan pendapat masyarakat tentunya juga dapat meningkatkan Pendapatan Daerah di bidang Kepariwisataan. Holiday sebagai ativitas rutin setiap weekend ataupun weekday merupakan ajang utama yang dinanti nanti.

Setiap orang menyukainya terlepas orang dewasa, remaja dan anak anak yang memang hobinya bermain sambil belajar sambil  waktu liburan atau di sela sela waktu yang dapatdimanfaatkan. Tinggal kita persiapkan saja dananya apakah jarak dekat atau jarak jauh. Setiap orangtua akan merencananakan dan mengemas dalam suatu perencanaan perjalanan  yang dapat menggunakan jasa yang ditawarkan Tour organizer atau Tour Operator daerah atau luar dengan harga yang terjangkau tentunya dengan obyek yang nyaman aman dan sesuai aturan adat ketimuran. Penampilan setiap pengunjung juga harus jauh dari kategori vulgaritas yang berlebihan. Penampilan pengunjung yang sopan, santun dan menggunakan pakaian yang enak dipandang mata dan bagi pengunjung yang diluar konteks itu perlu disiapkan perangkat penunjang seperti kain penutup aurat ditambah dengan ornament daerah (pakaian adat, sandal capal, tanjak) dengan dikenakan biaya tambahan ataupun tidak (Tinggal Pemerintah daerah membuat peraturannya dan bekerjasama dengan petugas yang ditunjuk oleh Sanggar Seni Melayu dan Nusantara yang aktif). Hal itu pastinya akan menjadi sebuah perjalanan refreshing mengesankan sembari menonton aktivitas senibudaya serta mencicipi makan dan minum, souvenir  dalam suatu kemasan kenangan sebagaimana yang sudah dilakukan di Tanah Lot Bali, Saung Mang Udjo Bandung atau di Istana Maimun Medan.

Apabila konsep itu tidak menarik untuk menjadi obyek yang dikunjungi?, Pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,  tinggal menggerakkan masyarakat UKM kerjasama penuh dengan Travel, Hotel dan Airlines sebagai sebuah Reflection revitalisasi nilai nilai seni budaya daerah sebuah Refleksi pemikiran yang dapat diartikan sebagai pantulan dari kegiatan dalam bentuk pemikiran baru sebagai suatu terobosan baru dari kegiatan yang sudah dilakukan agar lebih memperlihatkan hasil dengan focus pada Tourism Object, sebagai salah satu daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

Kota Tanjungpinang tentunya jangan menyia- nyiakan hal ini sebagai salah satu destinasi wisata yang memiliki nuansa religious no seksi. Karena, kekentalan budaya melayu orisinil dibandingkan Batam, Bintan, Tanjung Balai, Anambas dan Natuna  yang sudah dicantumkan dalam Undang-undang No. 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tanjungpinang merupakan kawasan budaya Kerajaan Riau-Lingga yang mempunyai Benteng Budaya, yang merupakan salah satu peninggalan budaya Kerajaan Melayu.

Sebagai sebuah kawasan kota tua yang mempunyai  aset  budaya dengan obyek-obyek yang natural (alami), serta manmade (buatan manusia) tentunya perlu dikemas ulang dengan pemikiran produktif untuk menggeliatnya peredaran uang di masyarakat sebagai sebuah kota bergengsi. Dalam suatu kesempatan perbincangan dalam pertemuan di masyarakat  H. Dharma Setiawan Ketua PAN Tanjungpinang menyampaikan bahwa Perlu kiranya  dengan segera membenahi diri melakukan peremajaan obyek masa lalu agar terjamin pelestariannya.

Upaya-upaya penyelamatan obyek wisata sebagai fasilitas umum kebutuhan bagi setiap  pendatang. Tentunya Visi misi Kepariwisataan kedepan membutuhkan hadirnya seorang pemimpin yang menjalankan entrepreneur sejati bukan hanya diatas kertas sebagai  bagian dari Kepulauan perbatasan yang dapat dibanggakan Indonesia. Kita harus bergerak dengan kepemimpin yang bukan hanya sekedar tahu tentunya dapat menangkap peluang bisnis memersatukan titik tiktik akupuntur yang disejalankan dengan potensi kelautan yang valuable. Saya terkadang geram melihat aset situasi di depan mata tapi belum matang untung digarap. Setiap Pengunjung yang datang menginginkan kenangan kunjungan yang maksinal dimulai dari Gateway (pintu masuk) Kota Tanjungpinang melalui Airport RHF, Seaport Sri Bintan Pura.

Nilai nilai melayu harusnya sudah nampak dipintu masuk dengan kekentalan Nuansa budaya yang dijadikan icon utama untuk selfi-selfia sehingga menjadi promosi paling ampuh untuk kemampuan daerah. Kita ingin daerah ini maju tapi kita harus rajin memberbaiki fasilitas umum sehingga waktu demi waktu akan menjadi suatu impian nyata dalam perkembangan kepariwiataaan sebagai Bunda Tanah Melayu yang patut dibanggakan . Kita punya Produk andalan tradisional dan modern tetap tidak dapat dihadirkan secara all out menjadi suatu incaran pencaraian touris Local, national ataupun foreign. Keberadaan obyek yang no seksi sebagaimana yang dicanangkan oleh Walikota Tanjungpinang H. Lis darmasyah akan dapat terwujud karena bagaimanapun Melayu itu identik dengan Islam yang notabene kuat acuan acuan agamis.

Sentuhan kemodernisasian tetap akan dikejar tapi dibarengi dengan menjga pola pola ketimuran.Tentunya hal ini akan diminati sebagai kolaborasi lengkap Kuliner, Sejarah, Reliji, Belanja, Olah raga ataupun  alam  yang dapat memberikan kesan yang  mengagumkan. Perlu adanya sentuhan figure kuat dari seorang pemimpin masa depan secara bermakna dan menghasilkan Obyek wisata  yang menaruk sebagi  First Impression. Perlu juga disiapkan dengan  adanya  booklet, leaflet dan event calendar di setiap obyek agar bermanfaat untuk bahan dasar petunjuk jalan bagi wisatawan.

Kepariwisataan sebagai keanekaragaman budaya serta nilai-nilai tradisi masyarakat akan menjadikan Kota tanjungpinang sebagai salah satu daerah yang menjadi destinasi wisata potensial. Potensi sebagai tempat  asal muasalnya Bahasa Indonesia serta  dapat meningkatkan kunjungan wisatanya sehingga kita tidak pusing lagi bagaimana untuk mendapatkan penghasilan di bidang Kepariwisataan. Semoga refleksi perwujudan pemikiran untuk menampilkan objek wisata  no seksi ini dapat bermanfaat untuk ditindak  lanjuti masyarakat dan pemerintah daerah.

Komentar