OPINI – Oleh : Dian Fadillah, S.Sos
Ketua Sanggar Lembayung Provinsi Kepri
Dalam kehidupan, tak lepas dengan namanya Holiday atau liburan yang merupakan ativitas yang ditunggu setiap orang. Baik itu orang dewasa, remaja dan juga dikalangan untuk anak anak.
Mereka semua tidak pernah menolak kalau diajak asalkan “gratis” dan juga didukung oleh waktu yang tersedia (alias waktu liburan). Apabila pada waktu liburan, sudah pasti banyak melakukan segala persiapan.
Apakah itu persiapan uang, waktu dan kesempatan. Pasti setiap orangtua akan menyikapi itu dengan perencanaan yang matang Sehingga akan menjadi sebuah moment liburan yang mengesankan dan memberikan kenangan
Maka untuk mendapatkan hal tersebut tidak lepas dengan kemasanan paket perjalanan yang ditawarkan seperti Tours and Travel dengan harga yang terjangkau serta lengkap, agar liburan yang direncanakan benar-benar nyata. Sebuah perjalanan kuat dengan muatan refreshing untuk cuci mata serta mencicipi makan dan minum saja dalam suatu kemasan kenangan.
Nah, untuk itu mari kita melihat Kota Tanjungpinang sebagai salah satu destinasi wisata yang memiliki nuansa religious sekaligus kental dengan budaya melayu yang kanorisinil dibandingkan dari Batam, Bintan, Tanjung Balai, Anambas dan Natuna yang secara yuridis dibentuk dengan Undang-undang No. 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tanjungpinang merupakan kawasan budaya Kerajaan Riau-Lingga, yang mempunyai Benteng Budaya yang merupakan salah satu peninggalan budaya Kerajaan Melayu.
Sebagai sebuah kawasan yang mempunyai aset budaya dengan obyek-obyek yang natural (alami) serta manmade (buatan manusia), yang sangat penting untuk meningkatkan image sebuah kota. Sebagai sebuah kota yang ingin bergengsi seperti Batam, Bandung, Surabaya, Jogyakarta dan Bali, perlu banyak membenahi diri bersiap melakukan pemugaran dan peremajaan obyek masa lalu. Sehingga pelestariannya dapat terjamin dan betul betul memberikan aspek nyata kepada PAD kota itu sendiri.
Upaya peyelamatan obyek wisata dengan melakukan renovasi sebagai suatu bentuk refleksi dalam melengkapi sarana umum kebutuhan pendatang. Seiring dengan itu perkembangan kehidupan haruslah dibuat titik titik baru obyek yang tentunya memberikan kesan dinamika perkembangan disegala sector, hendaknya mamacu untuk menyikapi orientasi ke depan.
Dan kepariwisataan kita jelas merupakan bagian dari salah satu Kepulauan yang dibanggakan di Negara Indonesia. Sebenarnya kita sebagai Kota Pantun dan Gurindam bukan hanya bangga dengan potensi kelautan, tapi juga harus melihak sector yang lain yang juga perlu diperhatikan yaitu, Industri, perdagangan, pengunjung ingin suatu pariwisata dengan objek wisata dan pemanduannya, pertambangan perikanan dan industri tetap mempunyai kekhasan alam yang tetap tidak kalah dari daerah lain.
Ini patut dibanggakan .Kita punya. Keberadaan Produk andalan daerah yang ada di Kepulauan Riau merupakan produk yang bersifat tradisional dan modern tetap menjadi suatu incaran dan pencaraian oleh touris apakah itu Local, national ataupun foreign.
Keberadaan obyek dan cinderamata yang tersedia dalam bentuk home industry ataupun Kube yang ada di masyarakat. Hal tersebut tentunya secara tradisional atau sentuhan kemodernisasian akan diminati untuk dijadikan souvenir atau kenang-kenangan untuk di hunting. Antara lain seperti tas, sepatu, baju, celana mainan kunci, lukisan sepeti yang baru baru ini dilaksanakan melalui berita Net news dalam acara show biz “ Indonesia fashion week 2016” bertempat di Jakarta tepatnya di Jakarta Convention Centre Senayan Jakarta.
Diacara tersebut ada nuansa kebaya modern tradisioanal yang diikuti dengan adanya Kuliner, Sejarah, Reliji, Belanja, Olah raga ataupun alam yang dapat memberikan kesan yang mengagumkan. Tinggal kita memberikan sentuhan bermakna dengan Obyek wisata yang ada. Sehingga kita tidak pasrah dan menonton saja melihat perkembangan daerah lain dengan kunjungan wisatanya yang melonjak tinggi dengan tidak membiarkan sumbangsih besar pada yang demikian besar.
Hal yang terpenting yang dipersiapkan oleh pemangku negeri adalah bahwa apabila kita mau daerah kita maju dan meningkat kunjungan wisatanya, makanya kita harus banyak belajar dengan daerah Jawa Barat, Jawa Tengan dan Jawa Timur. Untuk itu didaerah kita perlu dipersiapkan dan juga diperhatikan obyek obyek dengan melakukan pemasaran pariwisata. Dan ini sangat mempengaruhi nilai jual.
Melihat baiknya wisata di suatu daerah adalah, dapat dilihat dari kesan pertama (First Impression) dan tugas kita sekarang bagaimanakah kita mempromosikannya untuk dapat lebih dikenal ? Apakah dapat dengan adanya booklet, leaflet dan event calendar yang sudah ada, sehingga dapat bermanfaat bagi calon wisatawan yang akan berkunjung sebagai pengembangan dalam wawasan kepariwisataan, ilmu pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
Kepri tak mau ketinggalan untuk menarik wisman atau yang dikenal dengan foreign tourist melalui Festival Pulau Penyengat (FPP) 20-24 Februari 2016 yang lalu, dengan memperlihatkan atraksi memikat dari Kementerian Pariwisata untuk memasarkan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau dengan targetnya 10.000 wisatawan mancanegara dengan responsif Enam negara Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina dan Australia.
Disini Tanjungpinang yang diuntungkan, karena letak geografis yang berdekatan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Sehingga Pulau Penyengat menjadi istimewa dengan kelengkapan situs-situs peninggalan sejarah Kerajaan Riau, Lingga, Johor. Masjid, istana, gedung mesiu, makam pahlawan nasional di bidang sastra hingga makam pejuang saat melawan penjajah Belanda ada di sana.
kepariwisataan sebagai keanekaragaman budaya serta nilai-nilai tradisi masyarakat untuk kualitas hidup manusia, serta menjadikan Kota sebagai salah satu daerah yang menjadi destinasi wisata yang harus tetap melakukan promosi untuk dilihat oleh daerah lain apalagi dari negara lain di dunia. Sekarang tinggal kita semua yang hidup di Tanjungpinang Batam atau sekitarnya, apakah kegiatan lomba dan hajat besar yang akan kita buat, sehingga kunjungan di local area akan mendatangkan sebuah investasi besar untuk anak kita nanti.
Komentar