Tanjungpinang, Tuah Kepri –
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tanjungpinang, berharap hasil musyawarah perencanaan pembangunan daerah (Musrembang) Kota Tanjungpinang yang dibahas tahun 2016 untuk dilaksanakan pada tahun 2017 mendatang, bisa disatukan dengan konsep perencanaan pembangunan dewan.
“Agar konsep perencaan yang dianggarkan oleh DPRD Tanjungpinang bisa disatukan dari yang dihasilkan pada Musrembang tahun 2016 ini. Hal ini untuk mencapai pembangunan yang diinginkan Kota Tanjungpinang ditahun 2017 mendatang,” kata ketua DPRD Kota Tanjungpinang, Suparno, Kamis (7/4).
Ada beberapa hal konsep perencanaan yang harus di perhatikan dari hasil pokok pemikiraan DPRD Tanjungpinang. Seperti kata Suparno, permaslaahan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). “Keberhasilan bisa dicapai salah salah satunya didukung oleh SDM, yaitu mulai dari pelayanan kesehatan, pendidikan dan untuk pendidikan ini berkaitan dengan pembangunan sekolah, biaya sekolah, pakaian dan lain sebagainya,” katanya.
Terus permasalahan perekonomian masyarakat yaitu tentang ekonomi kerakyataan.
“Untuk mengangkat ekonomi kerakyatan, ini bersangkutan dengan para pedagang, dan ini sedikit menjadi permasalahan buat pedagang itu sendiri. Seperti pedagang makanan yang dituntup harus mempunyai sertifikasi halal, sementara untuk mengurus sertifikat halal biayanya cukup mahal dan ini merupakan tugas kita bersama untuk memikirkanya,” katanya.
Ia menambahkan, karena untuk biaya sertifikat halal yang dikeluhkan oleh pedagang, biayanya hampir sekitar Rp600 sampai Rp1juta.
Selanjut yaitu permasalahan air bersih dan permasalahan pelayanan publik. “Untuk pelayanan publik harus diseimbangkan dengan pelayanan yang diberikan, seperti contoh pegawai yang ada dikelurahan. Karena Pemko Tanjungpinang, sudah membangun kantor-kantor Kelurahan yang sangat layak untuk publik dan pegawainya dituntut lebih untuk melayani masyarakat,” ujar Parno.
Dan terakhir yaitu tentang permasalahan Pariwisata yang ada di Tanjungpinang. Potensi untuk meningkatkan potensi pariwisata dilihat pada tahun lalu, kata Parno, kurang bergairah.
“Karena kalau hanya melihat dan mengandalkan dari sejarah khususnya Pulau Penyegat, itu sampai kapan. Untuk menciptakan kinjungan wisatawan harus kita carikan solusi lainya. Salah satunya yaitu dari sektor olahraga seperti olahraga sepak bola.Karena dulu, Tanjungpinang sering mengadakan pertandingan persahabatan dengan negara tetangga kita Singapura. Dengan adanya pertandingan persahabatan ini, tentunya mereka menginap dan bisa sampai dua hari, dan berdampak terhadap sektor pariwisata. Semoga ini bisa diperhatikan,” pinta Parno. (AFRIZAL).
Komentar