Tanjungpinang, Tuah Kepri – Wakil Ketua 1 DPRD Tanjungpinang Ade Angga menyampaikan, bantahan Syahrial terhadapnya akan dijawab dengan data dan biarlah masyarakat menilai siapa yang asal bunyi (Asbun).
Karena saudara Syahrial menyebutkan jangan asal bunyi (Asbun) terkait belum berhasilnya menarik investasi asing di Tanjungpinang serta penggangguran cukup tnggi dan lapangan pekerjaan minim.
” Ucapan saudara saya Syahrial yang membidangi komisi II anggota DPRD Tanjungpinang menyebutkan jangan asal bunyi (Asbun), terkait masih kosong dan belum berhasilnya menarik investasi asing di Tanjungpinang serta penggangguran cukup tnggi dan lapangan pekerjaan minim, saya jawab dengan data untuk selanjutnya kita serahkan kepada masyarakat siapa yang asal bunyi,” kata Ade Angga kepada media ini Minggu (26/3).
Dia mengatakan, berdasarkan
data yang dirilis oleh Kepala BPS Kota Tanjungpinang bulan Agustus 2016, bahwa angka kemiskinan di Tanjungpinang meningkat mencapai 10.196 rumah tangga atau setara dengan 38.745 orang. (Sumber : antaranews.com dan data BPS).
Selanjutnya untuk tingkat pengangguran kata Ade, meningkat dari 3,89 persen (2012), 5,20 persen (2013), 6,93 persen (2014) dan bahkan data BPS Tanjungpinang 2016, jumlah pengangguran terbuka di Tanjungpinang, mencapai 5.370 orang dengan rincian 3.944 laki-laki dan 1.426 perempuan (Sumber : Tanjungpinang dalam angka 2016).
Dan bicara tentang investasi asing, Ade menyebutkan, Tanjungpinang punya kawasan FTZ, yang seharusnya bisa menstimulus investasi datang tapi tidak didukung infrastruktur.
“Tapi (beliau saudara Syahrial) membantah dengan data-data yang tidak sesuai konteks saya bicara. Saya punya pengalaman empiris tentang ini, pada saat membawa calon investor,” ucap Ade dari Fraksi Partai Golkar ini.
Kemudian mengenai PAD, kata Ade, dalam rapat Badan Anggaran diakui sendiri oleh OPD, terkait pada saat itu bahwa mereka kesulitan meningkatkan PAD, karena ada beberapa sektor pendapatan yang menurun.
“Seharusnya saudara saya Syahrial yang membidangi komisi II ini justru kritis dan sadar, terhadapnya sulitnya perekonomian dan sempitnya lapangan pekerjaan di Kota Tanjungpinang, untuk usia-usia warga produktif bukan malah menganggap ini sesuatu yang biasa,” kata Ade. (AFRIZAL).
Komentar