Wakil Bupati Bintan Buka Worshop Kebijakan NAPPING Bagi Perawat dan Tenaga Kesehatan

Bintan234 views

Bintan, Tuah Kepri – Wakil Bupati Kabupaten Bintan, Dalmasri Syam membuka seminar dan Workhsop Kebijakan Napping bagi Perawat dan Tenaga Kesehatan, Selasa (23/7/2019) di Aula Kantor Bupati Bintan, Bandar Seri Bentan.

Dalmasri dalam sambutanya mengatakan, kesehatan pada Hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia dan Investasi jangka panjang, yang bertujuan untuk menigkatkan kesadaran, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Dalam mencapai tujuan tersebut Pemerintah dan Pemerintah Daerah memiliki tanggung jawab antara lain, memberdayakan dan meningkatkan mutu/Kinerja tanaga Kesehatan.

“Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu kinerja tenaga Kesehatan adalah bagaimana memperhatikan hak-haknya termasuk hak untuk mendapatkan istirhat yang cukup,” ucapnya.

Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Bintan saat ini memiliki program pengobatan gratis bagi masyarakat dan Poli malam di Puskesmas, hal tersebut mengharuskan perawat dan tenaga kesehatan yang terlibat yang bekerja dalam Shift.

“Diharapkan pada kegiatan tersebut mengajak bersama-sama untuk menguatkan tekad dan semangat agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Namun, tentunya tetap mengutamakan kepentingan dan keselamatan diri dalam bekerja.
Dan untuk terus berupaya, berinovasi dan semangat untuk memandirikan dan memberdayakan masyarakat dalam pencapaian derajat kesehatan menuju Bintan sehat Bintan Gemilang,” ajak Dalmasri.

Selain itu Pemerintah Kabupaten Bintan juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan tersebut. Sehingga dimasa yang akan datang Pembangunan Kesehatan akan terus mengalami kemajuan serts dapat menghasilkan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas.

Pada kesempatan tersebut Penyerahan Cendera mata oleh Pemerintah Kabupaten Bintan kepada Dr. Hanny Handayani, S.KP. M. Kepri.

Pelayanan di rumah sakit (RS) yang diberikan selama 24 jam mengharuskan perawat dan tenaga kesehatan yang terlibat di dalamnya bekerja dalam shift. Kondisi tersebut jika tidak didukung oleh waktu istirahat/ tidur yang memadai dapat berdampak pada peningkatan insiden keselamatan pasien akibat kelelahan.

Hasil penelitian pada perawat yang bekerja di sebuah RS dalam ruang perawatan akut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan angka kematian pasien karena penjadwalan perawat yang tidak tepat. Kelelahan yang terjadi dapat diminimalisir dengan adanya regulasi untuk istirahat/ tidur sebentar atau napping.

Dalam laporan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan yang disampaikan Kabid Dinas Kesehatan Bintan Muhammad Ridwan, menyampaikan Napping merupakan salah satu kebutuhan dan kemampuan yang perlu dimiliki perawat.

Kemampuan untuk tidur sebentar (napped) dipengaruhi oleh tuntutan perawatan pasien dan keamanan, kebutuhan staf, faktororganisasi, dan lingkungan.

Napping selama dinas malam penting untuk pemulihan kondisi biologis dan psikologis perawat. Lamanya napping  selama  kerja tidak melebihi sepuluh jam per minggu.

Regulasi mengenai napping harus menjadi perhatian pengelola SDM kesehatan. Manajer keperawatan maupun tenaga kesehatan lainnya wajib meningkatkan pengetahuan tentang  napping.

“Melalui Seminar dan Workhsop Kebijakan Napping bagi Perawat dan Tenaga Kesehatan Menghasilkan Pilicy brief terkait Napping perawat dan tenaga kesehatan, tersosialisasinya rekomendasi Kebijakan Napping bagi perawat dan tenaga kesehatan yang berdinas shift, serta terciptanya dukungan dan dorongan para manager keperawatan dan tenaga kesehatan terhadap penentuan kebijakan Napping bagi perawat dan tenaga kesehatan yang berdinas shift sesuai kondisi kerja perawat Indonesia,” katanya.

Kegiatan tersebut agar Tersosialisasinya Kebijakan Napping untuk tenaga perawat dan tenaga kesehatan di Kabupaten Bintan dalam rangka meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien di Kabupaten Bintan.

Peserta Seminar dan Worksop Kebijakan Napping bagi Perawat dan tenaga Kesehatan tersebut sebanyak 200 orang, terdiri dari Rumah Sakit Bintan sebanyak 45 orang, Puskesmas Rawat Inap 80 orang dan Puskesmas Non Rawat Inap sebanyak 75 orang dengan rincian: Dokter Umum 17 orang, Dokter Gigi 15 orang, Perawat 82 orang, Perawat gigi 5 orang, Bidan 51 orang, Apoteker 4 orang, Asisten Apoteker 4 orang, Nutrisionis 5 orang, Pranata Laboratorium 5 orang, Radiografer 1 orang,Perekam Medis dan Informasi 2 orang, kesehatan Masyarakat 5 orang dan dan sanitarian 4 orang.

Narasumber dalam kegiatan seminar dan Workshop bagi Perawat dan tenaga Kesehatan Lektor Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia Dr. Hanny Handayani, S.KP. M. Kep. (ZAL/MCBintan).

Komentar