Presiden RI, Jadikan Laut Dan Udara Permesatu Bangsa

Natuna158 views

jokowintn-640x424

Natuna, Tuah Kepri – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, mengajak Indonesia memandang laut dan udara sebagai wadah pemersatu bangsa, bukan sebagai pemisah.

Dengan demikian konektiviti antar daerah baik Provinsi, Kota dan Kabupaten semakin baik.

“Dengan ditemukannya Bandara Ranai ini, diharapkan dapat meningkatkan mobilitas orang dan barang agar pergerakan ekonomi naik,” kata Jokowi saat meresmikan pengoperasian terminal Bandar Udara Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/10) tahun 2016.

Terminal Bandara Ranai dibangun dengan menggunakan dana APBD Kabupaten Natuna. Sementara landasan pacu menggunakan anggaran TNI Angkatan Udara. Dengan luas Bandara Ranai 3.865 meter persegi, dengan kemampuan menampung penumpang lebih kurang 385 orang.

Namun menurut Jokowi, tanpa konektivitas, maka akan ada daerah-daerah yang tertinggal. “Dengan Bandara Ranai menjadi jembatan udara antara Natuna dan Tanjungpinang, Batam dan Provinsi Kabupaten kota yang lain,” kata Jokowi.

Dengan diresmikan Bandara Ranai ini, Jokowi berharap, semoga bisa meningkatkan pendapatan negara. Seperti sektor pariwisata dan perikanan. Demikian juga dengan pengiriman logistik akan lebih cepat dan murah.

Begitu juga soal perikanan, dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengatakan pada tahun 2017, kawasan perikanan Selat Lampa segera beroperasi. Dengan beroperasinya kawasan seluas 100 hektare ini, diyakini bisa meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam peresmian tersebut hadir Gubernur Kepri Nurdin Basirun, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti, Menlu Retno Marsudi, Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak, Kapolda Kepri Sam Budigustiawan dan Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Nurdin memang berharap percepatan-percepatan pembangunan di Natuna, dan umumnya Kepri. Dengan kehadiran Presiden Jokowi, Gubernur sangat berharap kawasan perikanan Selat Lampa segera terwujud.

“Potensi perikanan yang besar di Natuna Insya Allah akan semakin meningkatkan yang berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat,” kata Nurdin.

Begitu juga harap Nurdin untuk potensi kepariwisataan di Natuna juga semakin menggeliat dengan adanya bandara ini. Setelah bandara ini resmi, tidak menutup kemungkinan semakin mempercepat pembangunan infrastruktur yang memadai mulai dari jalan, jembatan, pelabuhan, listrik dan air agar konektifitas yang diinginkan segera terwujud.

Sementara Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, juga mengatakan bandara Ranai merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi daerah perbatasan dan terdepan di NKRI. Bandara juga sebagai alat transportasi dalam menunjang pergerakan ekonomi daerah untuk lebih baik lagi.

“Bandara ini dibangun juga sebagai salah satu roda transportasi paling cepat, karena apabila menggunakan kapal laut akan menambah waktu perjalanan lebih lama,” kata Budi.

Selain Bandara Ranai, Pemerintah pusat juga sedang memangkas waktu tol laut dari Jakarta menuju Natuna. Jika sebelumnya 21 hari perjalanan akan dilakukan re route dari Kalimantan karena akan lebih cepat menjadi 10 hari.

Selain itu kunjungan Presiden Jokowi ke Natuna, juga untuk menyaksikan atraksi latihan puncak TNI AU Angkasa Yudha 2016. (Afrizal/Hum)

Komentar