Tanjungpinang, (TK) –
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada periode Maret – September 2015, mengalami penurunan sebanyak 7.564 orang.
“Dari 122.398 orang pada Maret 2015, menjadi 114.834 orang pada September 2015. Sedangkan persentase penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 0,46 poin, yaitu dari 6,24 persen menjadi 5,78 persen pada periode tersebut,” kata kepala BPS Kepri, Dumangar Hutauruk di Tanjungpinang.
Dikatakan Dumangar, sementara jumlah penduduk miskin terdiri dari daerah perkotaan dan pedesaan. Untuk jumlah penduduk miskin.daerah perkotaan di kepri berkurang sebanyak 6.390 orang.
“Dari 89.477 orang pada Maret 2015 menjadi 83.087 orang pada September 2015. Sementara di daerah pedesaan, penduduk miskin berubah dari 32.921 orang pada Maret 2015, menjadi 31.747 orang pada September 2015,” ujarnya.
Ia menjelaskan, banyak sedikitnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
“Selama Maret 2015-September 2015, garis kemiskinan naik sebesar 7,17 persen, yaitu dari Rp.448.652,- per kapita per bulan pada Maret 2015, menjadi Rp.480.812 pada September 2015,” katanya..
Namun pada periode yang sama, perkembangan garis kemiskinan daerah perkotaan meningkat 6,90 persen, begitu juga di wilayah pedesaan juga meningkat sebesar 8,63 persen.
Sementara bila dilihat dari komponen Garis Kemiskinan (GK), menurutnya, GK terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM).
“Bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Pada September 2015 peranan GKM terhadap GK sebesar 67,11 persen, sedangkan pada Maret 2015 peranan GKM terhadap GK, sebesar 66,28 persen,” ujarya.
Di daerah perkotaan peranan GKM terhadap GK, katanya terlihat menurun dari 65,84 persen pada Maret 2015 menjadi 65,61 persen pada September 2015. Demikian pula di pedesaan peranan GKM terhadap GK, terlihat menurun dari 75,25 persen pada Maret 2015, menjadi 75,19 persen pada September 2015. (AFRIZAL).
Komentar