Tanjungpinang, Tuah Kepri –
Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang, Riono mengatakan stok kebutuhan bahan pokok di Tanjungpinang, menjelang Puasa Suci Ramadhan 1437 Hijriah aman.
“Hari ini Selasa pukul 13.00 wib siang, kami akan mengadakan rapat bersama para Distributor yang ada di Kota Tanjungpinang, untuk membahas stok kebutuhan pangan dan sembako. Seperti beras dan kebutuhan pangan lainnya,” kata Riono menjelang rapat koordinasi (TPID) Selasa (24/5) Lantai II Kantor Walikota Tanjungpinang.
Karena dikatakan Riono, pada rapat koordinsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang nanti, yaitu dalam rangka pengendalian inflasi daerah dan menjaga keterjangkauan harga barang dan jasa serta ketersediaan bahan pangan, aman menjelang puasa Ramadahan dan lebaran.
“Peran TPID yang juga dalam pengendalian inflasi di Daerah sangat penting, untuk mentgontrol inflasi yang rendah dan stabil. Melalui rapat koordinasi ini, kita bisa bersama-sama mengontrol harga serta ketersediaan kebutuhan bahan pokok bagi masyarakat. Dengan begitu kita bisa mengantisipasi sedini mungkin terjadinya inflasi di daerah Tanjungpinang,” ujar Riono.
Begitu juga dengan harga daging sapi sebelum lebaran harus diturunkan, hingga dibawah Rp80 ribu perkg yang diminta Presiden Joko Widdodo.
Akan hal ini, Presiden Joko Widodo menyatakan telah memerintahkan sejumlah menteri agar segera berupaya menurunkan harga daging sapi menjelang Lebaran.
“Maka dari itu, hari ini kita akan membahas bersama para Disrtibutor yang ada di Tanjungpinang,” kata Riono.
Karena berdasarkan berita sumber Tempo.com, Presiden mengeluhkan tingginya harga daging sapi di pasar domestik yang mencapai Rp 120-130 ribu per kilogram. Setiap menjelang Lebaran, inflasi pada komoditas ini malah bisa melonjakkan harganya sampai Rp 15 ribu per kilogram. “Bertahun-tahun ini terjadi dan dianggap biasa. Bagi saya, ini tak biasa,” ujar Jokowi.
Target penurunan harga daging sapi dalam sebulan ke depan itu memang tampak mustahil. Namun Jokowi membandingkan harga komoditas daging sapi di pasar Singapura yang bisa hanya senilai Rp 50-55 ribu per kilogram pada level perdagangan retail.
Menurut dia, bila harga daging sapi bisa murah di negara seperti Singapura, tentu situasi yang sama masih mungkin direalisasikan di Indonesia. “Menteri-menteri (yang bertugas menurunkan harga daging) memang lagi pusing, tapi ini soal niat, mau atau tidak,” tutur Jokowi.
Dia mengaitkan masalah tingginya harga daging sapi selama ini dengan buruknya sistem distribusi logistik nasional. Jokowi mengatakan saat ini biaya distribusi logistik di Indonesia masih lebih besar 2,5 kali ketimbang negara-negara maju. Ongkos logistik, menurut dia, berpengaruh besar pada tingginya beragam komoditas kebutuhan massal para konsumen di dalam negeri.
Bahkan Jokowi mencatat sampai sekarang periode masa bongkar-muat dwelling time di pelabuhan-pelabuhan utama di dalam negeri rata-rata masih tujuh hari. Bahkan ada yang bisa molor hingga tiga pekan. Padahal, menurut Jokowi, proses serupa di pelabuhan di Singapura hanya perlu satu hari. Sedangkan di Malaysia hanya dua hari. “Dwelling time di Indonesia harus bisa di bawah tiga hari. Kalau tidak, Indonesia tidak mungkin bisa bersaing dengan yang lain,” ucapnya. (AFRIZAL).
Komentar