Tanjungpinang, Tuah Kepri –
Salah satu langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi khususnya di Pemerintahan Kota Tanjungpinang Provinsi Kepri, Bank Indonesia Provinsi Kepri menjalin kerjasama nota kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak dalam berbagai bidang.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah dan Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Kepri Gusti Rizal Eka Putra, Selasa (17/5) di Aula Kantor Walikota Tanjungpinang.
Gusti Rizal Eka Putra mengatakan, perkembangan pertumbuhan ekonomi di Kepri tidak tumbuh dengan baik, bila dibanding pertumbuhan ekonomi pada Triwulan 4 tahun 2015 karena sebelumnya lebih rendah. Tentunya ini menyangkut tentang Inflasi dan inflasi merupakan penyakit dari ekonomi.
“Memang untuk inflasi di Tanjungpinang bila kita lihat lebih baik dengan Kota Batam. Tapi secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di Kepri tidak tumbuh dengan baik. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi, salah satunya harus mengenjot kunjungan wisatawan. Secara keseluruhan Tanjungpinang sudah melakukan langkah mengenjot wisatawan tapi belum optimal,” kata Gusti.
Tapi dalam hal lain, katannya Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sudah melakukan langkah untuk menekan inflasi, salah satu menekan harga untuk memangkas jalur Distribusi.
Sementara kerjasama yang dilakukan oleh BI untuk mendorong ekonomi yang lebih baik dan untuk mengefisiensinya, yaitu dengan langkah menerapkan transaksi pembayaran non tunai.
“Semakin banyak melakukan pembayaran transaksi melalui non tunai, maka semakin baik ekonomi. Tapi untuk menerapkan pembayaran transaksi melalui non tunai perlu disosialisasikan. Bahkan selain gerakan transaksi non tunai, juga harus memperluas pogram UMKM untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujar Gusti.
Karena tugas pokok BI salah satu yaitu bentuk pengawasan dan juga sebagai penasehat pemerintah, untuk memajukan perekonomian daerah. Apalagi pada tanggal 23 April 2016 lalu, Gubernur Bank Indonesia dengan Mentri Keuangan telah menjalin kerjasama salah satu komitmenya untuk membangun ekonomi daerah.
Diharapkan inflasi Kota Tanjungpinang bisa terkendali dan pertumbuhan ekonomi bisa meningkat. ” Kita mengaharapkan dukungan Walikota Tanjungpinang untuk mendorong kemajuan Tanjungpinang lebih baik,” katanya.
Sementara Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah mengakui Kota Tanjungpinang sebagai kota perdaganganan. Namun tidak menutup kemungkinan pertanian yang sedikit, namun dikelola dengan baik bisa menggerakkan perekonomian.
“Karena bila dilhat dari Inflasi Kota Tanjungpinang sekitar 2,4 persen, dibanding dengan inflasi Nasional sekitar 4 persen, artinya inflasi Tanjungpinang lebih rendah dengan inflasi Nasional dan Tanjungpinang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi skala Nasional,” kata Lis.
Dan salah satu untuk menekan inflasi kata Lis, memotong rentang kendali atau memangkas jalur distribusi komoditas barang yang saat ini telah dilakukan TPID Tanjungpinang.
“Pemotongan rentang kendali memangkas jalur distribusi komoditas harga tersebut telah dilakukan melalui kerjasama dengan maskapai yang berada di Tanjungpinang, yaitu memamfaatkan nilai harga kargo dan ini sangat berpengaruh dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi,” kata Lis.
(AFRIZAL).
Komentar