Tanjungpinang, Tuah Kepri – Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Rustam menghimbau, kepada warga Kota Tanjungpinang untuk mencegah penularan sakit mata (conjunctivitis) yang saat ini cukup tinggi.
Rustam mengatakan, Konjungtivitis dalam bahasa sehari hari dikenal dengan sakit mata, yaitu adalah peradangan pada konjungtiva, selaput lendir yang menutupi bagian putih mata dan bagian kelopak mata dalam.
“Konjungtivitis dapat mengenai semua usia, laki dan perempuan. Konjungtivitis biasanya akan mengenai kedua belah mata, meskipun dapat dimulai dari satu mata dan meyebar ke mata yang lainnya dalam 1 atau 2 hari, juga mungkin bersifat asimetris yakni gejalanya lebih berat pada satu mata dibanding satu mata lainnya,” kata Rustam Rabu (23/8).
Konjungtivitis katanya, dapat disebabkan oleh bakteri, virus, reaksi alergi dan iritasi, yang dapat menular dari orang ke orang.
“Penderitanya banyak adalah disebabkan oleh bakteri atau virus,” ucapnya.
Sementara gejala konjungtivitis kata Rustam, yaitu mata berair, terasa nyeri atau mata rasa berpasir, gatal, terkadang bengkak, dan terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun tidur.
“Untuk itu saya mohon masyarakat dapat memahami tanda dan gejalanya, dengan melakukan langkah pencegahan dan pengobatan yang benar,” kata Rustam.
Adapun langkah dan pencegahannya seperti berikut:
Adapun cara pencegahannya: pertama, Konjungtivitis mudah menular, karena sebelum dan sesudah membersihkan mata atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangan dengan sabun (CTPS).
Kemudian kedua usahakan tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani anggota keluarga yg sakit mata.
Lalu katanya, jangan menggunakan handuk atau lap bersama debgan penghuni rumah lainnya.
Kemudian bekas tissu untuk membersihkan mata langsung dibuang ke tempat sampah.
Lanjut untuk mengunakan obat tetes mata harus dibuang ketika pengobatan telah selesai.
Kemudian anak – anak yang sakit mata, sebaiknya tidak masuk sekolah, agar tidak menularkan ke anak lain yang sehat, sehingga jumlah penderita tudak bertambah banyak. (AFRIZAL).
Komentar