GAM Kepri Minta Tolak Cawagub Bermasalah

ketua-temui-pendemo-1_1-640x367

Tanjungpinang, Tuah Kepri-Mahasiswa yang tergabung dalam Rumpun Mahasiswa (Rumah) Melayu Bersatu dan Gema Lingga, menuntut dan meminta DPRD Kepri, menolak dan mencegah nama-nama calon Wakil Gubernur (Wagub) Kepri bermasalah diloloskan dalam usulan DPRD.

“Kami minta agar Ketua DPRD memerintahkan partai untuk tidak mengusulkan cawagub bermasalah,” kata ketua Rumah Melayu, Firman saat melakukan orasinya dan terima langsung Ketua DPRD Kepri di halaman kantor DPRD Kepri, Senin (3/10).

Sebab, jika terus dipaksakan, mereka khawatir calon Wagub tersebut bekerja tidak maksimal.

Kemudian tak hanya menolak cawagub bermasalah, Ketua Gema Lingga,  Zul, meminta agar untuk mengisi posisi Wagub hendaklah putera daerah. Sebab, putera daerahlah yang mengetahui kondisi dan kearifan lokal dari masyarakat Melayu.

“Kami meminta agar partai pengusung dalam mengusulkan nama calon Wagub harus memprioritaskan putera daerah,” ucap Zul.

Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak mengatakan menerima usulan dan aspirasi mahasiswa. “Kami di DPRD ini perpanjangan tangan dari partai. Saya tidak bisa mengarahkan apalagi memerintahkan partai,” kata Jumaga.

Jika mahasiswa melihat ada beberapa cawagub yang bermasalah, Jumaga menyarankan untuk melampirkan bukti pendukung tudingan tersebut ke Partai Pengusungnya.

“Jadi adek-adek mahasiswa, kalau memang ada calon yang bermasalah, lampirkan buktinya. Agar tidak menjadi fitnah kepada calon tersebut,” kata Jumaga.

Terkait calon yang harus putera daerah, Jumaga mengatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat membicarakan hal tersebut. Karena yang dibutuhkan Kepri untuk membangun adalah kontribusi dan kemampuan.

“Saya Ketua DPRD Kepri, warga negara Indonesia, minta yang harus dikedepankan saat ini adalah, siapa yang bisa membangun negeri ini, yang bisa memberikan kontribusi,” pinta Jumaga.

Ia mencontohkan dirinya, meskipun bukan putera daerah, namun Ia dan enam rekannyalah yang berjuang mati-matiian menggolkan usulan berdirinya Provinsi Kepri saat itu.

“Saya mencintai negeri ini, tanah Melayu ini. Dan saya berjanji untuk membangun negeri ini. Jadi sekarang, bukan saatnya lagi kita bicara seperti itu,” kata Jumaga.
(AFRIZAL).

Komentar