Tanjungpinang, Tuah Kepri –
Sejak malam hingga pagi hujan tak kunjung berhenti dan tak menyurutkan niat para masyarakat, tokoh masyakat, pejabat serta peserta lomba untuk menghadiri acara pembukaan Festival Pulau Penyengat (FPP) 2016 di Penyengat. Meski panggung utama roboh acara tetap jalan dan dialihkan ke Balai Adat Tanjungpinang.
Pembukaan FPP 2016 tersebut di tandai pemukulan tambur oleh Deputi Pengembangan Pariwisata Nusantara Kemnpan RI, Dra Resti Reko Astuti MSi. Sabtu (20/1) di Balai Adat Pulau Penyengat, Tanjungpinang.
Deputi tersebut, mengaku terkejut bahasa Indonesia berasal dari Pulau Penyegat, Tanjungpinang. Ia mengetahui bahasa Indonesia dari bahasa Melayu, hanya baru mengetahui dari Pulau Penyengat.
Dan menilai Pulau Penyengat memiliki nilai sejarah yang tinggi. Perlu terus dilestarikan namun tidak menghilangkan budaya lokal.
“Event seperti ini sangat bagus dan harus melibatkan seluruh masyarakat terutama masyarakat setempat,” katanya.
Terpisah ketua palaksana Kepala Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang, Juramadi Esram mengatakan, sangat bersykur acara yang dilaksanakan bersama Menteri Pariwisata RI terlaksana di Kota Tanjungpinang. Ini sebagai langkah memperkenalkan Tanjungpinang kepada masyarakat Indonesia dan luar negeri.
Esram mengakui dalam pelaksanaan ini terdapat kendala yaitu salah satunya roboh panggung utama dan musibah yang tak bisa dihindari, meski demikian tetap bisa terlaksana.
“Saya mengharapkan tahun depan, kegiatan ini bisa terus berjalan,” katanya.
Sementara Wali kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengatakan dan terus berharap pemerintah pusat dapat terus mendukung kegiatan FPP ini menjadi acara rutin tahunan. Sehingga dapat mempromosikan Tanjungpinang ke luar daerah dan negeri.
Karena dikatakanya, Tanjungpinang memiliki letak daerah strategis, karena bertetangga dengan beberapa negara luar lainnya. Inilah peluang yang dapat ditangkap untuk melakukan promosi.
Promosi Tanjungpinang tentunya bukan hanya dilakukan pemerintah daerah, tetapi pusat juga dapat membantu. “Anggaran promosi ke luar negeri tidak murah. Untuk itu bersyukur jika pusat komitmen membantu setiap tahunnya,” kata Lis.
Ia menilai, Tanjungpinang tepat dijadikan pusat pariwisata dengan memegang teguh budaya-budaya.
Bahkan Tanjungpinang kini terus melakukan pembenahan infrastruktur. Hal ini terlihat dari perencanaan strategis yang dilakukan Pemko Tanjungpinang. Bukan tanpa alasan perencanaan pembangunan tersebut, yaitu meningkatkan pariwisata dengan harapan menumbuhkan perekonomian.
“Mudah-mudahan FPP dijadikan agenda dan kalender Tahunan oleh Mentri Pariwisata (Menpar) RI,” ucap Lis. (AFRIZAL).
Komentar