Tanjungpinang, Tuah Kepri – Data Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang pada Oktober 2016, mengalami inflasi 0,26 persen. Disebabkan pada perubahan harga komoditi kebutuhan masyarakat.
“Kenaikanya dari 125,04 pada September 2016, menjadi 125,36 pada bulan ini Oktober 2016, maka terjadi Inflasi sebesar 0,26 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Panusunan Siregar, Selasa (2/11).
Panusunan menjelaskan, yang memicu inflasi di Kota Tanjungpinang pada Oktober 2016 ini, terjadinya pada perubahan harga pada 73 komoditi kebutuhan masyarakat.
“Sebanyak 34 komoditi/jasa diantaranya mengalami kenaikan harga/tarif, antara lain, cabai merah, tarip listrik, cabai rawit, rokok kretek filter, tongkol, rokok kretek filter, tongkol, rokok putih, pecel, kentang, minyak goreng, telur ayam ras, sawi hijau, bedak, sandal karet,”ucapnya.
Sebaliknya, kata dia 39 komoditi lainnya justru mengalami penurunan harga/tarif, antara lain, Angkutan Udara, anggur, bayam, buncis, daging ayam ras, kacang panjang, sandal kulit, kembung, tomat sayur, udang basah, wortel, apel, nangka muda, gula pasir, pepaya, ketimun, tauge, teri, pasta gigi, kacang tanah.
Sedangkan Inflasi tahun Kalender Kota Tanjungpinang (Januari – Oktober 2016), katanya, adalah sebesar 2,53 persen. Laju inflasi ‘year on year’ (Oktober 2016 dibanding dengan Oktober 2015) di Kota Tanjungpinang, tercatat sebesar 3,59 persen.
Semenatara Kota Tanjungpinang dari 23 kota IHK di Sumatera, menduduki peringkat ke 17.
“Dari 23 kota IHK di Sumatera, tercatat 20 nota mengalami Inflasi dan 3 kota mengalami deflasi dan dengan Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 1,32 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Metro sebesar 0,04 persen. Sebaliknya, deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang 0,34 dan deflasi terendah di Kota Banda Aceh 0,02 persen,” ujarnya.
Selanjutnya bila dilihat dari 82 Kota IHK se-Indonesia, kata dia, Kota Tanjungpinang menduduki posisi ke 23 dari 48 kota yang mengalami inflasi.
Kemudian sambung dia, bila dilihat dari perkembangan IHK menurut kelompok pengeluaran, Inflasi di Kota Tanjungpinang pada Oktober 2016 disebabkan kenaikan indeks pada empat kelompok pengeluaran.
“Antara lain, kelompok bahan makanan 0,56 persen, kelompok makanan jadi, minum, rokok dan tembakau 0,43 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,37 persen dan kelompok kesehatan 0,12 persen. Sebaliknya dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,42 persen, dan kelompok sandang 0,09 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak mengalami perubahan indeks,” katanya. (AFRIZAL).
Komentar