Tanjungpinang, Tuah Kepri – Pj. Walikota Tanjungpinang Drs. Raja Ariza, MM, memimpin rapat rutin TPID di ruang rapat kantor Walikota untuk pertama kali, Kamis (15/2/2018).
Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang yang juga merupakan ketua TPID, Drs. Riono M.Si memaparkan, Inflasi Kota Tanjungpinang per Januari 2018 sebesar 0,18 persen, angka ini masih lebih rendah, bila di bandingkan dengan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional.
Hal yang sama juga diterangkan Perwakilan BI Provinsi Kepri, Eko dan Kepala BPS Kota Tanjungpinang, Gultom, bahwa inflasi Kota Tanjungpinang tergolong baik dan cukup rendah berkisar pada angka 0,18 persen, masih di bawah Kota Batam yang berada pada angka 0,99 persen dan Nasional 0,62 persen pada Januari 2018.
Meski begitu, Riono tetap minta TPID untuk terus melakukan pengawasan dan mempertahankan inflasi dengan melakukan berbagai inovasi serta upaya untuk menekan inflasi di Kota Tanjungpinang.
Ia pun menyarankan agar ASN dan masyarakat di Kota Tanjungpinang dapat memanfaatkan lahan yang ada dirumah, untuk menanam cabe atau komoditas bahan makanan yang mempengaruhi angka Inflasi, agar kebutuhan kita dapat terpenuhi,” ungkapnya.
Sementara itu Raja Ariza mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan sedikitnya ketersediaan stok kebutuhan barang, seperti bongkar muat barang yang terlambat, dan faktor cuaca yang buruk.
“Tujuan kita menekan angka Inflasi di Kota Tanjungpinang untuk menghidupkan perekonomian dan menjaga jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau turis yang masuk ke Tanjungpinang, ” ucap Raja Ariza.
Kedepan, sambung Pj. Wali Kota, pemerintah akan mendorong percepatan pembangunan di tingkat Kelurahan dan Kecamatan, melalui program pemberdayaan masyarakat. Nanti, anggaran yang ada di masing-masing Kelurahan dan Kecamatan bisa di kelola sendiri guna meningkatkan Infrastruktur di wilayah Kelurahan di Kota Tanjungpinang,” ujar Ariza.
Kepala BPS yang diwakili Gultom menjelaskan kembali, bahwa Inflasi Kota Tanjungpinang bulan Januari 2018 cukup rendah dan penyumbang terbesar atas inflasi yang mencapai 0,18 persen di Kota Tanjungpinang adalah kelompok bahan makanan dan makanan jadi.
Ada 53 Komoditas mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi di Kota Tanjungpinang, diantaranya cabai rawit, kol putih/kubis, cabe hijau, buncis, tomat buah, tomat sayur, daun bawang, dan ikan.
Untuk komuditas ikan diperkirakan akan terus memberikan inflasi bagi Kota Tanjungpinang hingga pertengahan bulan Februari. Hal tersebut terjadi dikarenakan masih musim angin yang menyebabkan pasokan ikan itu sendiri juga sulit masuk terutama dari Anambas, ombak yang tinggi menjadi kendala dalam pasokan ikan ke Tanjungpinang,” terangnya.
Sementara itu, perwakilan Bulog, Dirman, menjamin stok beras dalam negeri dan beras impor yang ada di gudang Bulog masih cukup untuk 4 sampai 5 bulan mendatang. Untuk saat ini, jumlah stok yang tersisa sebanyak 1.118 ton, dan harga beras pun masih relarif normal, begitu juga dengan gula, ditambah lagi dengan adanya program operasi pasar,” pungkasnya.
Pengusaha Daging sapi, Andika juga mengatakan untuk ketersediaan stok daging sapi di bulan Februari masih aman. Dia berharap kepada Pemerintah agar dapat membantu proses pengiriman sapi dari luar daerah.
“Salah satu penyebab mahalnya harga daging sapi, sambungnyq, selain persoalan transportasi yang masih dikeluhkan, jeroan sapi seperti usus, babat, kulit dan lain-lain sulit terjual. Maka dari itu, harapan kami sebagai pengusaha, pemerintah bisa mencari solusi agar harga daging sapi disaat momen perayaan hari-hari besar dapat dikendalikan dan tepat sasaran,” tuturnya.
Rapat rutin bulanan tersebut, dikuti Asisten 2, Kabag Ekonomi, Perwakilan Pedagang, OPD dan stakeholder terkait. (Zal/Humas)
Komentar