Adv, TANJUNGPINANG, TUAHKEPRI – Plt. Wali Kota Tanjungpinang, Hj. Rahma, S.IP menghadiri Focus Group Discussion (FGD) pencegahan pernikahan usia dini, di Kantor Lurah Kampung Bugis, Tanjungpinang, Kepri, Kamis (10/9/2020).
Rahma dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan Forum Anak yang memang sangat positif untuk dilanjutkan.
“Meskipun saat ini kita sedang berdampingan dengan Covid-19, tetapi semangat Forum Anak ini sangat luar biasa. Forum Anak Kota Tanjungpinang tetap eksis, apapun kegiatan yang dilakukan oleh Forum Anak, kami pemerintah pasti sangat mendukung berlangsungnya kegiatan kreatif lainnya yang ditujukan untuk anak,” ucapnya.
Bahkan Rahma berpesan kepada Forum Anak Kota Tanjungpinang, untuk mengkampanyekan pembatasan penggunaan gadget berlebihan bagi anak.
Data dari Pengadilan Agama yang memberikan rekomendasi pernikahan dari bulan Januari sampai Juni, terdapat 9 orang di Kelurahan Dompak, 4 orang di Kelurahan Kampung Bugis dan 2 orang di kelurahan Senggarang.
Melihat data tersebut, Rahma meminta agar Forum Anak segera melaksanakan kegiatan tersebut dan forum anak Kota Tanjungpinang langsung melaksanakan. “Kegiatan tersebut dilaksanakan agar dapat menyampaikan upaya pencegahan pernikahan usia dini dengan teman sebaya dan caranya sendiri,” katanya.
Sementara ketua Forum Anak Kota Tanjungpinang, Marsyantya Haleza Mawa menyampaikan, terkait Permasalahan Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Dompak dan Kampung Bugis, dan dalam hasil FGD ia mengungkapkan faktor penyebabnya adalah pergaulan bebas, ekonomi, kurangnya perhatian orangtua terhadap anak dan pengaruh lingkungan yang tidak baik, serta hambatannya adalah sulitnya membendung efek teknologi dan faktor pendidikan.
Lanjut kata dia, solusi dalam Pencegahan Pernikahan Usia Dini adalah dilakukannya sosialisasi masyarakat melalui PATBM, Tokoh Agama dan Forum Anak, baik secara langsung atau melalui media, kemudian memperkuat peran orangtua dalam pengasuhan anak dengan menerapkan nilai agama, nilai moral kedisiplinan dan keseimbangan pengasuhan orang tua antara ayah dan ibu.
“Selain iti melakukan pendekatan kepada korban dan orangtua korban melalui instansi terkait, memberi pelajaran kepada anak agar dapat menyaring informasi dari gadget yang bersifat negatif, memperkenalkan Sex Education kepada anak untuk mencegah masalah dan memberikan edukasi kepada orangtua, sebagai pembelajaran tentang pola asuh anak, ” katanya. (Red).
Komentar