Tanjungpinang, Tuah Kepri – Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri menyatakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang pada November 2016 mengalami kenaikan atau inflasi sebesar 0,30 persen.
“Penyebab yaitu pada perubahan harga pada komoditas kebutuhan masyarakat, menjadi pemicu terjadinya Inflasi di Kota Tanjungpinang pada November 2016. 58 komoditas mengalami kenaikan dan 38 komoditas lain mengalami penurunan ” kata Kepala BPS Kepri, Panusunan Siregar, Kamis (1/12).
Dikatakan Panusunan, sebanyak 58 komoditas yang mengalami kenaikan harga atau tarif, antara lain, cabai merah, bayam, cabai rawit, kangkung, kacang panjang, sawi hijau, ketimun, tomat sayur, kopi bubuk, bawang putih, pasta gigi, rokok kretek filter, cabai hijau, buku tulis bergaris, pembalut wanita, buncis, rokok kretek, mie kering instan, angkutan udara, tarip listrik dan santan jadi.
Tapi sebaliknya, sambung Panusunan, 38 komoditas lainnya justru mengalami penurunan harga/tarif. Antara lain, tongkol, kemeja pendek katun, kembung, daging ayam ras, pepaya, cumi-cumi, telur ayam ras, belanak, apel, kepiting, pir, rampela hati ayam, kentang, lele, nangka muda dan air kemasan.
Sementara bila dilihat tingkat inflasi tahun kalender (November 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 2,84 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) sebesar 3,72 persen.
Sedangkan inflasi di Kota Tanjungpinang disebabkan naiknya indeks pada enam kelompok pengeluaran.
“Yaitu kelompok pengeluaran bahan makanan 1,06 persen, kelompok pengeluaran kesehatan 0,33 persen,
kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,21 persen, kelompok pengeluaran
pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,15 persen, kelompok pengeluaran tranpor, komunikasi dan jasa
keuangan 0,04 persen, dan kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,03
persen. Sebaliknya, kata dia, kelompok pengeluaran sandang mengalami penurunan indeks 0,62 persen,” ucap Panusunan.
Namun bila dilihat dari 23 kota IHK di Sumatera, kata dia lagi, tercatat semua kota mengalami inflasi.
“Inflasi tertinggi terjadi di Kota
Pekanbaru 1,30 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,06 persen,” ujarnya.
Tapi secara nasional dari 82 kota IHK , tercatat 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota yang mengalami deflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 2,86 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Singkawang 0,05 persen.
Namun Sebaliknya, deflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-bau sebesar 1,54 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Kendari sebesar 0,22 persen.
Tapi jika diurutkan inflasi tertinggi dari 23 kota IHK di Sumatera, kata dia, Tanjungpinang menempati urutan ke-19 dari 23 kota yang mengalami inflasi. (AFRIZAL).
Komentar