Media Mainstream Diharap Tetap Jadi Rujukan 

SOLO, Tuah Kepri – Media mainstream diharapkan tetap menjadi rujukan masyarakat sebagai sumber informasi, terhadap gempuran gelombang media sosial, dalam topik pembahasan di Festival Media (Fesmed) di Graha Soloraya, Surakarta, 22-24 November 2017.

Meteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam pidatonya dalam pembukaan Festival Media digelar di Graha Solo, Kamis (23/11).
Meteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam pidatonya dalam pembukaan Festival Media digelar di Graha Solo, Kamis (23/11).

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, dalam pidatonya menyatakan, perkembangan medium menyebabkan jurnalis dan pemerintah jadi terbata-bata akibat ‘tsunami’ di Sosial Media.

Media sosial yang berkembang saat ini, dia sebut menyebabkan berita palsu, hoax, namimah (adu domba) provokasi, agitasi.

“Itu sangat banyak sekali di medsos, terlebih menjelang Pilkada, fenomena ini terjadi di daerah, khususnya yang menjadi barometer politik nasional,” sebut Rudaintara, Kamis (24/11).

Dia berharap, AJI menjadi penengah dalam Pilkada serentak 2018 dan mampu menjadi benteng mencegah meruncingnya kelompok-kelompok berbeda pendapat yang kemudian justru akan menimbulkan perpecahan.

“Yang punya sosial media kursus di Aji dulu, baru mendapati sertifikasi AJI baru bisa bersosial media. Mungkin saya berceloteh, tapi kalau didalami, ini yang kita butuhkan. Sekarang bukan menggiring seperti zaman dulu lagi,” paparnya.

Dalam kesempatan sama, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Suwarjono, mengatakan saat ini masyarakat sedang menghadapi perang informasi hingga ke media sosial.

Jurnalis dia sebut, harus didorong agar melakukan peliputan berbasis data atau data driven journalism untuk memproduksi konten yang lebih berkualitas.

AJI Indonesia dia sebut, memberikan perhatian khusus mengenai permasalahan ini. Salah satunya degan memberikan penghargaan kepada jurnalis yang menerapkan jurnalisme berbasis data melalui Indonesia Data Driven Journalism (IDDJ), membuat literasi jurnalis yang tetap mengedepankan kode etik guna memberikan pendidikan kepada publik, mengenai bagaimana mengkonsumsi informasi yang diberikan.

“Yang terpenting adalah bagaimana jurnalis harus menyajikan berita seuai fakta di lapangan, berimbang, berstandar jurnalistik supaya media mainstream tetap bisa dipercaya,” ucappnya. (ZAL/RED)

Komentar