Maret 2016, IHK Tanjungpinang Inflasi 0,29 Persen

Tanjungpinang, Tuah Kepri –

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri menyatakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang pada Maret 2016 terjadi inflasi 0,29 persen.

“Kenaikan dari 123,84 pada Februari 2016 menjadi 124,20 pada bulan ini atau terjadi inflasi sebesar 0,29 persen. Dan kenaikan ini terjadi
pada perubahan harga 106 komoditi kebutuhan masyarakat, menjadi pemicu terjadinya inflasi di Kota Tanjungpinang Maret 2016,” kata Dumangar Hutauruk di Tanjungpinang.

Dikatakanya, dari 106 komoditi yang mengalami kenaikan harga, sebanyak 76 komoditi/jasa diantaranya mengalami kenaikan harga atau tarif. Antara lain: cabai merah, selar, cabai rawit, sotong, tongkol, tukang bukan mandor, minyak goreng, bawang putih, cumi-cumi, bayam, kepiting, kelapa, soto, anggur, sawi hijau, daging sapi, tenggiri, spa, rokok kretek filter, terong panjang, hand body lotion, apel, kipas angin, udang basah, pelata, parfum, cabe hijau, beras, sabun detergen bubuk/cair, sirop, rokok kretek dan sebagainya.

Sebaliknya kata dia, 30 komoditi lainnya justru mengalami penurunan harga atau tarif, antara lain angkutan udara, tarip listrik, kacang panjang, bawang merah, lele, telur ayam ras, daging ayam ras, ketimun, emas perhiasan, tomat sayur, kangkung, bensin, bawang goreng, kol putih, kembung, wortel, jeruk, tomat buah, buncis, tauge, minuman ringan, telur ayam kampung dan sebagainya.

Sementara laju inflasi ‘year on year’ Maret 2016 dibanding dengan Maret 2015 di Kota Tanjungpinang, katanya, tercatat sebesar 4,55 persen.

Dari 23 kota IHK di Sumatera, tercatat 18 kota mengalami Inflasi dengan Inflasi tertinggi terjadi di Bukit tinggi sebesar 1,18 persen dan Inflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,04 persen. Sedangkan lima kota mengalami deflasi, dimana deflasi tertinggi di Kota Tanjung Pandan -1,22 dan deflasi terendah Kota Melaboh -0,07. Secara nasional ada 58 kota yang mengalami inflasi dan 24 kota yang mengalami deflasi.

Selanjutnya bila dilihat dari 82 kota IHK di Indonesia, 82 kota IHK di Indonesia, tercatat 58 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukit Tinggi sebesar 1,18 persen dan Inflasi terendah sebesar 0,02 persen terjadi di Kota Yogyakarta, Malang, Tangerang dan singkawang. Sedangkan deflasi terjadi di 24 kota, dimana deflasi tertinggi di kota Tanjung Pandan dan deflasi terendah di Kota Mamuju.

Sedangkan perkembangan IHK menurut kelompok pengeluaran, katanya dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa, yang menyusun Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang pada Maret 2016, tercatat empat kelompok mengalami kenaikan indeks.

“Indeks kelompok bahan makanan naik sebesar 1,38 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,09 persen; kelompok kesehatan naik sebesar 0,38 persen. Sebaliknya kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Sedangkan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar 0,64 persen serta kelompok sandang turun sebesar 0,17 persen,” ujarnya.  (AFRIZAL).

Komentar