TANJUNGPINANG, TUAHKEPRI – Komisi III DPRD Provinsi Kepri mempelajari pemanfataan teknologi gasifikasi dengan melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Pembangkit Listrik Tenaga Sampak (PLTSA) Putri Cempo, Solo, Selasa (21/2/2023)
Kunker ke PLTSA Putri Cempo, Solo ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kepri, Widiastadi Nugroho.
Adapun tujuan dari Kunker yang dilakukan Komisi III ini adalah untuk mempelajari secara teknis pemanfaatan sampah untuk kota-kota besar.
“Sistem ini bisa menjadi solusi kongkrit bagi pengelolaan kota besar. Ini juga bisa mengatasi masalah pengelolaan sampah di Batam,” kata Widiastadi Nugroho.
Hal inilah yang mendasari, pihaknya melakukan kunker ke PLTSA Putri Cempo, Solo. Karena ini bagian upaya untuk menerapkan energi ramah lingkungan.

“Kami sangat tertarik dengan teknologi PLTSa ini selain bisa mengatasi permasalahan sampah, PLTSa juga merupakan upaya kita beralih energi ramah lingkungan,” jelas politisi PDI Perjuangan ini.
Direktur PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) Gangga selaku operator PLTSa Putri Cempo membenarkan seperti apa yang disampaikan oleh Widiastadi Nugroho.
Lebih lanjut ia menjelaskan ada beberapa tahap yang dilalui sampah dengan sistem gasifikasi. Karena, sampah masuk ke pembakaran.
Kemudian masuk ke junction box kemudian masuk ke siklon, lalu masuk ke back filter jadi saringan udara untuk membersihkan singgahnya dari saringan udara masuk.
Lebih lanjut ia menjelaskan, proses dilanjutkan ke head excharger guna menurunkan temperatur. Setelah itu dilanjutkan filter halus untuk menyaring partikel-partikel yang tidak berguna dan setelah bersih masuk ke mesin gas engine generator genset.
“Pembakaran tersebut membutuhkan kurang lebih 545 ton sampah per hari dengan kombinasi sampah baru sebanyak 350 ton dan sisanya sampah lama,” ujar Gangga.
PLTSa Putri Cempo menggunakan teknologi gasifikasi dari India dan engine dari Cina dengan nilai investasi sebesar Rp 330 miliar.

PLTSa Putri Cempo sendiri dapat menghasil daya listrik sebesar 8 MW. Dari 8 MW tersebut 3 MW digunakan untuk kebutuhan sendiri dan 5 MW disalurkan ke PLN Persero.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kepri M Darwin menambahkan nilai investasi untuk membangun PLTSa cukup besar.
“Namun kami tetap akan terus mempelajari dan berusaha agar teknologi ini bisa digunakan di Batam dan Kepri umumnya,” ucapnya.
(Red/DPRD Provinsi Kepri).
Komentar