IHK Tanjungpinang Naik Desember 2015, Pengaruh 63 Komoditi

Ekonomi313 views

Tanjungpinang, (TK) –

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri menyatakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang pada Desember 2015 mengalami kenaikan atau inflasi 0,86 persen, di sebabkan oleh kenaikan 63 komiditi.

“Bila dibanding IHK Nopember 2105 sekitar 121,23 menjadi 122,27 pada Desember 2015, maka terjadi kenaikan atau inflasi sebesar 0,86 persen,” kata kepala BPS Kepri, Dumangar Hutauruk di Tanjungpinang.

Naiknya IHK Kota Tanjungpinang pada Desember 2015 ini, terjadinya pada perubahan harga pada 90 komoditi kebutuhan masyarakat.

“Dari 90 komiditi kebutuhan masyarakat tersebut, naiknya IHK Tanjungpinang pengaruh sebanyak 63 komoditi atau jasa. Antara lain,cabai merah, kacang panjang, cabai rawit, ketupat atau lontong sayur, pir, sawi hijau,daster, gado-gado, tongkol atau ambu-ambu, bayam, tomat sayur, telur puyuh, udang basah, terasi udang, nasi dengan lauk, terong panjang, bawang merah, sotong, buncis, telur ayam ras, cumi-cumi, gula merah, baju kaos berkerah, tomat buah, blus, pepaya, rokok putih, kepiting atau rajungan dan kol putih,” ujarnya.

Sebaliknya, katanya 27 komoditi lainnya justru mengalami penurunan harga atau tarif, antara lain, kemeja pendek, angkutan udara, celana panjang jeans, nangka muda, celana panjang jeans, kacang tanah, kembung atau gembung, baju kaos berkerah, selar atau tude, belanak, tengiri, kakap merah, daging ayam ras, wortel,
rampela atau hati ayam, tissu, minyak goreng, pasta gigi, obat dengan resep, kacang hijau, saos tomat, kangkung, teri, daging sapi, pembersih lantai, ketimun dan apel.

Namun bila dilihat Laju inflasi ‘year on year’ (Desember 2015 dibanding dengan Desember 2014) di Kota Tanjungpinang tercatat sebesar 2,46 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2015 sebesar 2,46 persen lebih rendah dibanding laju inflasi tahun kalender periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,49 persen.

Kemudian dilihat dari 23 kota IHK di Sumatera, katanya tercatat semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 2,12 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Dumai sebesar 0,39 persen.

Selanjutnya bila dilihat dari 82 kota IHK di Indonesia, tercatat semua kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 2,87 persen dan inflasi terendah sebesar 0,27 persen terjadi di Kota Cirebon. Sedangkan Kota Tanjungpinang menempati peringkat ke-56 dari 82 kota IHK di Indonesia yang mengalami inflasi.

Selain itu katanya, bila dilihat dari perkembangan IHK menurut kelompok pengeluaran dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa yang menyusun Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang Desember 2015, tercatat empat kelompok mengalami penurunan indeks.

“Indeks kelompok bahan makanan naik sebesar 2,30 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 1,90 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar 0,16 persen; serta kelompok sandang naik sebesar 0,13 persen. Sebaliknya, dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks yaitu kelompok kesehatan turun sebesar 0,04 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan turun sebesar 0,64 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” ujarnya. (AFRIZAL).

Komentar