JAKARTA, TUAHKEPRI – Hari ini, Kamis (18/2/2021), Bulan berada di posisi terjauhnya dari Bumi. Hal itu diungkapkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melalui akun Instagramnya. Fenomena ini disebut apogee.
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan, apogee terjadi karena orbit bulan berbentuk lonjong atau elips dengan Bumi.
“Karena orbit bulan berbentuk lonjong, posisi bulan ada kalanya terdekat dengan Bumi (perigee) dan ada kalanya terjauh (apogee). Itu terjadi setiap bulan,” kata Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, dalam situs resmi LAPAN, Kamis (18/3/2021).
Apogee hari ini terjadi pada pukul 12.09 WIB, 15.09 WITA atau 14.09 WIT. Meski begitu, fenomena alam ini baru bisa disaksikan ketika Bulan terbit sekitar pukul 09.30 pagi waktu setempat dari arah timur ke timur laut. Berkulminasi di arah utara sekitar pukul 15.30 dan kemudian terbenam di arah barat hingga barat laut sekitar pukul 21.30 waktu setempat.
Thomas mengatakan, fenomena apogee terjadi secara alami dan tidak ada dampak signifikan terhadap Bumi. Pada fenomena apogee kali ini, Bulan diperkirakan berjarak 405.283 kilometer dari Bumi (geosentrik). Saat ini, Bulan berada di sekitar Aries dengan iluminasi 19,9 persen. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan iluminasi sebagai penerangan dengan sinar, baik matahari maupun bulan.
Sementara, perigee bulan terjadi dua kali di bulan ini, yaitu 2 maret pada pukul 12.26 WIB dan tanggal 30 Maret. Thomas menuturkan, Perigee pada awal Maret terjadi selama dua hari, yaitu 1 Maret pada pukul 20.15 waktu setempat, dan esok harinya pukul 02.10 dini hari dan pukul 21.00 waktu setempat yang bisa disaksikan dari arah timur.
Fenomena Bulan Lainnya
Selain apogee, akan ada fenomena antariksa lainnya dalam waktu dekat, yakni Tripel Konjungsi Bulan, Mars, dan Aldebaran. Puncak konjungsi itu terjadi pada 20 Maret pukul 02.18.
“Akan tetapi Bulan dan Mars baru dapat disaksikan pada tanggal 19 Maret sejak akhir senja bahari, yakni 42 menit setelah terbenam Matahari,” tulis Instagram LAPAN.
Fenomena itu bisa disaksikan dari arah barat laut dengan ketinggian Bulan pada 45 derajat. Tak hanya dengan Mars, bulan juga bakal berkonjungsi dengan Aldebaran. Hal itu membuat bulan, Mars dan Aldebaran membentuk konjungsi atau kesejajaran segitiga.
Fenomena lainnya, yakni Ekuinoks pada 20 Maret. Fenomena itu merupakan titik perpotongan ekliptika dan ekuator langit yang dilewati matahari dalam perjalanan semu tahunan Matahari dari langit belahan Bumi Selatan menuju Bumi Utara.
“Bagi pengamat yang berada di garis Khatulistiwa, kalian akan mendapat Matahari tepat di atas kepala ketika tengah hari. Sedangkan di tempat lain, matahari akan condong ke utara atau selatan,” tulis Instagram LAPAN.
Fenomena ini juga membuat matahari terbit hampir tepat di titik arah timur dan terbenam hampir tepat di titik arah barat.
Kemudian fenomena bulan terakhir adalah Fas Bulan Perbani Awal. Fenomena ini dapat disaksikan sejak terbit ketika tengah hari dari arah timur-timur laut, berkulminasi di arah utara menjelang terbenam matahari. Pada fenomena ini Bulan berjarak sekitar 398.531 km dari Bumi. (Sumber Validnews.id)
Komentar