Fengky, Tarik Wisman, Pemko Tanjungpinag Perlu Stimulasi Lebih Kreatif Untuk Mengoptimalkan Destinasi

Tanjungpinang159 views

Tanjungpinang, Tuah Kepri – Anggota DPRD Kota Tanjungpinang Fengky Fesinto menyampaikan, pemerintah daerah perlu stimulasi yang lebih kreatif untuk mengoptimalkan destinasi yang ada di Tanjungpinang, untuk meningkatkan perekonomian daerah atas kedatangan wisatawan mancanegara (Wisman) dari China melalui penerbangan internasional Citilink (17/12) ke Tanjungpinang.

“Jangan lebih dulu berbicara melakukan pembangunan yang baru, tapi optimalkan destinasi yang ada di Kota Tanjungpinang ini,” kata Fengky dari Partai Hanyar, Jumat (16/12).

Dikatakannya, kedatangan wisman tersebut ke Tanjungpinang, merupakan peluang bangkitnya ekonomi Ibu Kota Provinsi Kepri. Karena ia menilai beberapa event berskala nasional yang diselenggarakan di Tanjungpinang selama 2016, belum mampu meningkatkan perekonomian daerah secara permanen.

Karena menurutnya, kunjungan wisman China selama Desember – Januari 2017 ke Tanjungpinang tersebut, melalui suatu penerbangan carter, atau penerbangan percobaan yang digunakan maskapai Citilink sebagai pengusaha.

“Suatu percobaan itu kami harapkan jangan sampai gagal, artinya dari penerbangan carteran ini, menjadi penerbangan berlanjut atau reguler. Sehingga perekonomian Tanjungpinang bisa bangkit,” ucap Fengky.

Sementara dari pihak maskapai, kata dia, Citilink sebagai pengusaha tentu tidak ingin rugi terhadap penerbangan perdana tersebut, dan istilah carter flight yang sifatnya percobaan tentu akan berlanjut, jika daerah tujuan memberikan sesuatu yang dapat menarik minat pengunjung.

“Tapi jika daerah yang dikunjungi tidak dapat memberikan destinasi yang baik, penerbangan percobaan tidak akan berlanjut menjadi penerbangan permanen, karena sebagai pengusaha berprinsip tentu tidak ingin rugi,” katanya.

Fengki menyarankan, dari pengalaman masa lalu ketika membawa satu tim wisatawan Tiongkok ke Jawa, ia menyimpulkan bahwa wisman dari Negeri Tirai Bambu tersebut memiliki dua tujuan pariwisata ke luar negeri.

“Pertama, mereka ingin melihat laut dan daerah pesisir, ini karena di Cina objek wisata tersebut langka,” kata Fengky.

Di samping itu, wisatawan Cina juga menyukai pariwisata bawah laut Indonesia yang masih alami dan berbeda dari negara lain.

“Mereka juga menyukai mangrove, karena di sana pariwisata mangrove hanya ada di Pulau Hainan,” tuturnya.

Kedua, ia mengatakan bahwa wisatawan Cina menyukai destinasi pariwisata gunung berapi. Di karena Negeri Panda tersebut tidak memilikinya.

Dari pengalaman tersebut Fengky melihat bahwa Tanjungpinang hanya memiliki satu potensi pariwisata yang dapat diandalkan, yaitu mangrove, karena objek wisata seperti pantai dan bawah air, Tanjungpinang kalah dengan Bintan dan Anambas.

“Pertanyaannya sejauh mana perhatian terhadap mangrove, ini yang saya lihat tak ada perhatian, sampai sekarang mungkin belum tau berapa luas area mangrove, berapa kerusakannya karena tak pernah diperiksa. Padahal ini adalah objek wisata yang dapat dianggarkan di Tanjungpinang,” ucapnya.

Selain itu kata Fengky, Tanjungpinang juga memiliki Pulau Penyengat sebagai pariwisata sejarah. Tapi dari pengamatannya pembangunan di pulau tersebut belum optimal dilakukan.

“Contohnya sarana pengakut wisatawan dari Tanjungpinang ke Penyengat. Sampai sekarang kami belum melihat adanya perubahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata ke Pulau Penyengat,” katanya.

Sebagai catatan penting untuk pemerintah daerah, Fengky menyarankan agar tidak menyuguhkan kebudayaan Tiongkok untuk wisatawan Cina yang datang ke tanah Melayu Tanjungpinang, karena budaya tersebut lebih lengkap dan asli di Cina.

Selain itu, pemerintah daerah setempat disarankan untuk tidak menyuguhkan objek berupa infrastruktur kepada wisatawan Cina sebagai spot pariwisata di Kota Tanjungpinang.

“Sebab infrastruktur yang ada di Cina lebih lengkap dan berskala internasional. Baiknya tampilkan lah hal-hal menarik yang tidak ada di Cina, dalam hal ini pemerintah harus tau tujuan kedatangan wisatawan Cina ke Tanjungpinang ini apa,” ucapnya.

Fengky berharap dalam rangka menyambut kedatangan wisatawan Cina, Pemko Tanjungpinang menampilkan kebudayaan khas Melayu Tanjungpinang, dari mulai Gurindam 12, tarian dan seni pertunjukan khas Melayu Tanjungpinang.  (AFRIZAL).

Komentar