Tanjungpinang, Tuah Kepri – Berdasarkan data Dinas Kesehatan di Provinsi Kepri, jumlah pasien positif COVID-19 terus bertambah, termasuk ODP dan PDP. Kondisi ini tentu memprihatinkan. Jumlah pasien COVID-19 dalam dua hari melonjak hingga 23 orang.

“Sampai hari ini masyarakat yang sehat, seharusnya dalam posisi bertahan agar tidak tertular COVID-19. Bagaimana cara bertahan? Pilihan kita hanya sedikit, tetap di rumah, terapkan pola hidup sehat dan hindari kontak dengan orang lain. Sekali lagi, kita harus bertekat, tidak keluar rumah, ” kata anggota Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kepri, Nikolas Panama, Jumat (10/4/2020).
Kalau memang harus keluar rumah untuk urusan yang penting, kata dia, gunakan masker, tetap jaga jarak dengan orang-orang, termasuk dengan kasir atau pedagang di swalayan dan di pasar.
“Pastikan diri kita kembali ke rumah dalam kondisi steril. Bagaimana caranya? Cuci wajah, tangan dan kaki dengan sabun. Kemudian masuk ke kamar mand, cuci pakaian yang digunakan tadi dan mandi dengan bersih. Apakah ini sudah diterapkan? Ini harus dibiasakan untuk mencegah COVID-19 menulari diri kita maupun anggota keluarga kita,” ucapnya.
Dari hasil penelusuran Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kepri di kabupaten dan kota, katanya, masih banyak warga yang tidak menggunakan masker saat berinteraksi. Ini paling banyak terlihat di pasar dan kawasan pertokoan.
Bahkan masih ditemukan pemilik swalayan, pemilik toko dan pedagang di pasar tidak menggunakan masker. Tentu kondisi ini tidak hanya membahayakan mereka, melainkan juga konsumen.
“Seharusnya, pedagang, pelayan toko dan swalayan menggunakan masker, dan menyiapkan wadah berisi air bersih dan sabun,” kata Anggota Jubir Gugus Covid 19 Kepri ini.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kepri, dengan ini memberi peringatan keras kepada mereka yang terkesan menganggap COVID-19 masalah biasa. Kami akan mengusulkan kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk menutup toko dan swalayan yang tidak melaksanakan protokol kesehatan mencegah penularan. Usaha mereka dapat dibuka jika pelayannya menggunakan masker dan menyediakan tempat membersihkan tangan.
Dikatakanya, petugas kesehatan sampai sekarang masih intensif menyosialisasikan jaga jarak fisik, dan kenakan masker saat berinteraksi. Kepada pedagang, petugas juga menyosialisasikan bagaimana cara membuat masker dari kain.
“Kepada pengusaha swalayan dan toko yang sudah melaksanakan protokol kesehatan, kami ucapkan terima kasih. Kepada kedai kopi dan rumah makan, kami memberi apresiasi karena tidak menyediakan kursi untuk pelanggan,” kata Niko. (ZAL).
Komentar